
Ilustrasi talenta sineas Indonesia yang berpartisipasi dalam Busan International Film Festival 2025 di Korea Selatan. (Foto: Dok. Kemenbud)
Writer: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Industri film Indonesia kembali mencatat prestasi di kancah internasional lewat keterlibatan besar dalam Busan International Film Festival (BIFF) 2025.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, kehadiran Indonesia di ajang bergengsi itu bukan sekadar sebagai peserta, melainkan sebagai kekuatan kreatif yang mulai diperhitungkan di Asia maupun dunia.
"Partisipasi ini menunjukkan pengakuan global terhadap kualitas karya sineas Indonesia. Kehadiran mereka di panggung utama dunia membuktikan bahwa film Indonesia mampu bersaing," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, dikutip Minggu 21 September 2025.
Tahun ini, enam film Tanah Air diputar di BIFF 2025. Di antaranya Esok Tanpa Ibu (Mothernet) karya Ho Wi Dong, Pangku (On Your Lap) garapan Reza Rahadian, Rangga & Cinta dari Riri Riza, Sekat-Sekat (Throughout These Cages) karya Aaron Pratama, The Fox King hasil kolaborasi Indonesia–Malaysia oleh Woo Ming Jin, serta Badarawuhi di Desa Penari. Empat di antaranya bahkan melangsungkan world premiere di Busan.
Tak hanya melalui film, keterlibatan Indonesia juga terlihat di forum-forum industri. Produser Yulia Evina Bhara dipercaya menjadi juri kompetisi resmi sekaligus pembicara panel "Cinematic Connections: Secrets of Successful Asia-Europe Co-Productions".
Sementara itu, nama-nama seperti Mia Santosa (Visinema), Sigit Prabowo (Cinepoint), FX Iwan (Jagartha), Linda Gozali (JAFF Market), hingga Gugi Gumilang (Hot Docs) turut berbagi pengalaman di ajang Asian Contents & Film Market (ACFM).
Dalam sesi khusus TRUE STORIES of INDONESIA: From Local Roots to Global, Matta Cinema Production (MCP) menampilkan proyek berbasis IP lokal bersama Nugroho Dewanto, Wahyu Dhyatmika, dan Lyza Anggraheni, dipandu oleh sutradara Ismail Basbeth.
Regenerasi perfilman juga tampak dengan hadirnya tiga talenta muda Vincent Avelio Sentosa, Nona Ica, dan Bela Nabila yang lolos ke program Platform Busan.
Pada lini dokumenter, dua karya Indonesia, Oma karya Armin Septiexan serta Sandan Love Garden karya Luthfi Muhammad, ikut dipresentasikan dalam Documentary WIP Showcase.
Tak hanya itu, momentum di Busan semakin kuat lewat penandatanganan kerja sama antara Cinepoint dan JAFF Market untuk memperluas distribusi film di Asia Tenggara.
Dengan keterlibatan yang menyeluruh, Indonesia kian menegaskan posisinya sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri film Asia yang dinamis, kolaboratif, dan penuh visi.
Editor: Redaktur TVRINews