
Tari Jampi Jogja Lestarikan Tradisi Jamu melalui Kesenian
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Yogyakarta
Tari Jampi Jogja terus dilestarikan oleh para pelaku seni melalui berbagai panggung kesenian dan acara budaya. Tari kreasi klasik ini menggambarkan tradisi jamu, minuman atau obat herbal yang menjadi bagian penting dari budaya Indonesia.
Tari Jampi Jogja pertama kali diciptakan oleh seniman tari Kinanti Sekar Rahina dan Pulung Jati, serta kini dimainkan oleh tiga remaja putri dari Dusun Pules Kidul, Kalurahan Donokerto, Kapatewon Turi. Tarian ini dipentaskan dalam sebuah acara untuk menyambut kedatangan tamu agung.
Tari Jampi Jogja menggambarkan tradisi penjual jamu di kampung-kampung Yogyakarta yang tidak hanya menjadi bagian dari kebudayaan, tetapi juga sebagai alat komunikasi sosial yang khas melalui "srawung" atau pertemuan antara masyarakat. Tarian ini mudah dilakukan karena gerakannya yang sederhana, mulai dari menyibakkan sampur, memutar badan, hingga hentakan kaki yang diulang-ulang.
Penari mengenakan kostum khas berupa kain lurik, kain jarit, dan sampur, dengan lipatan kain jarit yang khas di bagian depan. Setiap gerakan diakhiri dengan menyibakkan sampur, memberikan kesan yang memikat.
Menurut Erlia Jasmine, tujuan dari tari ini adalah untuk mengingatkan generasi muda akan pentingnya memperhatikan warisan budaya nenek moyang, khususnya mengenai jamu, yang merupakan salah satu budaya khas Indonesia.
Editor: Redaktur TVRINews